Selasa, 10 Februari 2015

Sembuh

Hai teman teman.
Baru saja aku sembuh dari tumpukan penyakit.
Mulai dari pusing, mual, muntah, diare, panas 39,6 degree, tulang yang serasa tercabik cabik, dan mata yang rasanha seperti diganduli timbangan 10 kg.
Yasudah, kalian semua pasti tau kan ada hiruk pikuk, seluk beluk, suka duka saat sakit? Ini dia suka duka ku.

Awalnya, aku lagi tambahan matematika. Tempat kejadian perkaranya di sekolah, jam 11, hari Jumat 6 Februari 2015. Tiba tiba aja, badan gak bisa diajak kompromi. Bahkan sekedar ngangkat pensil. Padahal kalian tau kan, ngangkat pensil itu langkah awal mengerjakan soal matematika? Terus dilanjut dengan badan yang rasanya panas tapi dingin (you all know that feel) tambah kepala barbie yang semakin berat. Karena sudah gaququ akhirnya barbie beres beres. Eh ditegur si tentor. Ya barbie bilang kalo barbie pusing, eh di cuekin. Sekelas tengok ke barbie semua. Feel like yeahhhh.

Saat barbie pulang, barbie sama teman, mampir ke wakom (warung komik) buat ngembaliin komik. Pas nunggu, sialnya, langit menangis. Dari situ barbie ingat, sejak 2 hari yang lalu barbie belum makan. Terus kata teman barbie, suruh makan dulu, tapi barbie menolak dengan alasan pengen cepet sampai rumah. Akhirnya, barbie pulang ditemani gerimis hujan. Jadilah, barbie sampe rumah basah kuyup. Ya gak terlalu kuyup sih.

Lalu barbie melanjutkan aktivitas dengan makan lahap ditemani segelas, atau tepatnya seteko es teh, dan ditemani Running Man. Perfect lah. Hingga selesai makan, pusing menyerang barbie kembali dengan lebih ganas.

Seharian itu, barbie tidak melakukan aktivitas selain tidur. Tubuh barbie rasanya seperti yang barbie sebutkan di awal tadi. Menyiksa lah pokoknya. Lalu singkat cerita, keesokan harinya barbie pun periksa sama bapak sama mama sama adik barbie. Anjir sekali saudara, barbie periksa dari jam 12 siang hingga jam 6 sore. Dengan kondisi seperti itu, rasanya sangatlah berat untuk dilalui. Pas itu, nggak peduli dimanapun, barbie tidur. Barbie bersandar pada apapun. Di hall, di ruang tunggu, di ruang periksa, di apotek, barbie berusaha tidur sebisa apapun.

Sukanya dari lika liku di atas, barbie minta beli donat dari store di Java Mall bawah, iya situ lo situ, yang jual yoghurt ajib banget, iya bener. Dibeliin satu lusin, barbie bahagia. Pokoknya segala apa yang barbie minta saat sakit itu pasti di turuti. Bahagia banget✌

Walaupun begitu, percaya deh, sakit itu gak ada enaknya. Aku harap, setelah kalian baca ceritaku, kalian bisa semakin wise dalam jaga kondisi kalian ya. Cuaca lagi gak bersahabat. Stay healthy guys!😉

Ini beberapa hal yang ada waktu barbie sakit😄

Jumat, 16 Januari 2015

17 Januari yang menghenyakkan.

Kupikir, 17 Januari akan menjadi hari yang indah. Kenyataan berkata tidak.

Aku tengah tersenyum membaca pesan lama mu, atau kita, hingga seorang sahabat menceritakan kepahitan perusak hariku. Katanya, seorang teman sekelas, juga kau perlakukan sebagaimana kamu memperlakukanku. Di pesan facebook, pesan singkat, apalah itu, kalian menyembunyikannya, atau lebih parah, kalian merahasiakannya.

Aku menunggu pesanmu yang akhirnya datang menanyakan perihal konten kelulusan sekolah, katalog, entahlah. Aku mencoba mengungkapkan kemarahanku dengan balasan berbahasa singkat. Bahasa yang belum pernah kukeluarkan padamu sebelumnya, oke pernah sekali, dan saat itu aku sedang berkondisi seperti ini. Tak ada bedanya, hati yang gundah, pikiran yang bercampur aduk, rasa kaki ingin menendang tiap benda apa yang mendekati. Aku menunggumu peka keadaan dengan perlakuan berbeda kepadamu daripada biasanya. Aku menunggumu. Sekali lagi, aku menunggumu.

Kepekaanmu tak kunjung datang, hingga aku mengucapkan dua rentetan kata yang seketika menghenyakkanmu. Kau menanyakan apa yang terjadi yang kujawab dengan entahlah, tak tau, mungkin. Kata menggantung yang kuharap membuatmu merasa bersalah dan memohon maafku, namun, sepertinya tak membuahkan hasil. Benar, sia-sia.

Aku mengharapkan akhir yang indah pada kita. Aku menyayangimu, seseorang yang kusebut kau di cerita ini. Sadarlah, aku mulai mencintaimu.

Kamis, 25 Desember 2014

Tak ada halangan

Sang surya tengah dalam perjalanan menuju persemayamannya saat aku membuka mata dari tidur panjangku. Hari melelahkan yang belum berakhir, batinku. Aku sangat begitu ingin hari ini berakhir sebelum aku mengingat tanggal yang tertera di kalenderku. 24 Desember 2014. Hei, besok natal! Namun aku seorang muslim. Aku bukan bahagia karena aku salah satu dari mereka yang merayakan. Aku bahagia karena esok, rumah kakek nenekku yang merupakan umat katolik, akan benar-benar ramai. Guess why?

Sudah menjadi tradisi keluargaku-yang memiliki beberapa perbedaan keyakinan-untuk saling menghargai perayaan satu sama lain. Bukan ikut beribadah, namun turut berbahagia. Jadi, setiap malam natal kami akan berkumpul di rumah nenek kakekku. Duduk melingkar di ruang tamu, berselimutkan kebersamaan dan kehangatan perbedaan. Berbagi hadiah dan 'salam tempel'' -yang merupakan bagian favoritku- sembari mendendangkan lagu-lagu kesukaan keluarga kami. Jauh sebelum natal tiba, kami telah menghias pohon natal dan menggantungkan kertas warna kesukaan berisi harapan di tahun baru, resolusi bekennya, di pohon tersebut. Hidangan adalah syarat utama di perkumpulan keluargaku, dasar keluarga unik. Mungkin perumpaannya, tak tidur tak apa asal konsumsi selalu siap sedia. Maka dari itu, malam ini, kami makan malam bersama. Dengan menu spesial-yang walau tak hanya bisa dinikmati pada malam natal-karya nenekku. Hidangan yang seharusnya bersantan kental dan berasa pekat, berubah menjadi encer dan hambar ditangan nenekku. Bukan tak sengaja, beliau hanya berusaha menjaga kesehatan kami.

Entahlah, hanya tiga paragraf kuceritakan tentang malam natal dalam keluargaku yang keyakinannya bervariatif. Yang jelas, walaupun untaian kata diatas tak menarik, aku hanya berusaha memberi tau kalian semua, mungkin kalian semua memiliki keluarga besar dengan keyakinan yang sama. Namun, janganlah memandang sebelah mata, kami, keluarga besar yang memiliki keyakinan yang bervariatif. Percayalah, kita akan tetap bahagia dengan perbedaan apabila kita tetap percaya pada keyakinan dan menyelimutinya dengan kebersamaan. Aku menyayangi keluargaku, dan aku bangga dengan perbedaan kami.

MERRY X-MAS AND HAPPY NEW YEAR!🎅😇🎄🎁🎉🎉

Nb: foto yang kucantumkan adalah fotoku bersama nenek, kakek, dan tanteku. Belum semuanya.

Minggu, 21 Desember 2014

Kembali memulai

Hai, namaku Resty. Wah ini post pertamaku di Gorden. Benar-benar menarik, aku ingin segera memulai menarikan jariku di atas keyboard untuk mempost tulisan-tulisanku. Jadi, post pertama ini aku akan memperkenalkan diriku.
Namaku Resty. Lengkapnya, Resty Ayu Kumala Sari. Aku hidup di kota Atlas yang membosankan namun mengesankan. Aku memiliki dua adik, lelaki dan perempuan, aku sendiri seorang perempuan. Saat ini, aku tengah mengenyam bangku pendidikan kelas 9 di SMPN 21. Apa ini sudah cukup? Aku pikir sudah. Hehehe.
Di blog ini, aku akan menulis apa yang aku ingin tulis. Aku akan menuangkan segala pikiranku di Gorden ini. Entah itu sebuah cerpen, curahan hati, motivasi, puisi, entahlah, segalanya.
Terima kasih telah membacaa perkenalanku ini. Salam kenal! Semoga, kalian menyukai Gorden!